🛖 3. Upacara Bikin Rume: Ritual Sebelum Membangun Rumah Adat

Bagi masyarakat Betawi, membangun rumah bukan hanya urusan desain dan bata semen. Ada nilai-nilai spiritual, sosial, dan kearifan lokal yang menyertai setiap prosesnya. Inilah yang kemudian melahirkan tradisi adat yang disebut Upacara Bikin Rume, alias ritual sebelum membangun rumah.

Dalam budaya Betawi, rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan simbol keberlangsungan keluarga dan pusat kehidupan. Maka, proses pembangunannya pun harus dimulai dengan niat yang baik, waktu yang tepat, dan restu dari Sang Pencipta serta alam semesta.






🔍 Apa Itu Upacara Bikin Rume?

“Bikin Rume” secara harfiah berarti “membangun rumah.” Namun dalam konteks adat Betawi, ini adalah serangkaian ritual dan tradisi yang dilaksanakan sebelum pembangunan fisik benar-benar dimulai. Tujuannya jelas: memohon keselamatan, kelancaran, serta berkah bagi rumah dan seluruh penghuninya.

Tradisi ini juga menjadi ajang kebersamaan antar warga, di mana gotong royong dan musyawarah jadi bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan. Jadi, jangan bayangkan ini cuma doa pembuka ala formalitas proyek—ini lebih dalam dan spiritual dari itu.


🌀 Rangkaian Tahapan dalam Upacara Bikin Rume

  1. Menentukan Hari Baik
    Dalam budaya Betawi, pemilihan hari untuk memulai pembangunan rumah bukan asal tunjuk kalender. Biasanya dihitung berdasarkan kalender Jawa atau Hijriyah, dan harus menghindari hari-hari yang dianggap membawa sial seperti weton Pahing dan Wage. Keyakinan ini berasal dari kearifan lokal yang memadukan ilmu falak, spiritualitas, dan pengalaman turun-temurun.

  2. Andilan (Musyawarah Keluarga)
    Setelah menemukan hari yang baik, keluarga besar akan bermusyawarah mengenai lokasi rumah, desainnya, dan kebutuhan material. Ini adalah bentuk dari nilai kekeluargaan dan demokrasi lokal, di mana semua anggota keluarga bisa menyuarakan pendapat.

  3. Merowahan (Doa Bersama)
    Sebelum pembangunan dimulai, keluarga dan warga sekitar berkumpul untuk mengadakan doa bersama. Biasanya diisi dengan pembacaan doa-doa, dzikir, dan tahlil untuk memohon keselamatan selama proses pembangunan berlangsung.

  4. Baturan (Gotong Royong)
    Ini momen di mana semua warga sekitar turun tangan membantu. Entah itu meratakan tanah, membersihkan lahan, atau menebang pohon—semuanya dilakukan bersama. Di sinilah terasa banget semangat "lu punya hajat, kita bantu rame-rame" ala Betawi.

  5. Upa-Upa (Sesaji)
    Dalam proses ini, sesajen berupa bubur merah dan bubur putih akan diletakkan di tiang utama rumah. Bubur merah melambangkan keberanian dan semangat, sementara bubur putih melambangkan kesucian niat dan perlindungan. Sesaji ini merupakan wujud doa kepada Tuhan dan juga bentuk penghormatan terhadap alam dan energi gaib yang dipercaya ada di sekitar kita.

  6. Ketik (Begadang Menjaga Rumah)
    Malam sebelum pembangunan dimulai, pemilik rumah akan begadang untuk menjaga lokasi dari gangguan makhluk halus atau energi negatif. Ini bukan cuma soal jaga-jaga fisik, tapi bentuk niat bahwa rumah ini akan dijaga dari awal dengan kesadaran penuh.


🌿 Makna dan Nilai Budaya dalam Bikin Rume

  • Spirit Kebersamaan
    Tradisi ini jadi sarana mempererat tali silaturahmi antar warga. Bukan hanya keluarga inti yang terlibat, tapi seluruh tetangga merasa punya andil dalam pembangunan.

  • Harmoni dengan Alam & Yang Gaib
    Lewat upa-upa dan ketik, masyarakat Betawi menunjukkan keyakinan bahwa membangun rumah tidak boleh merusak keseimbangan alam dan harus dilakukan dengan penuh rasa hormat.

  • Menjaga Tradisi Leluhur
    Di tengah gempuran modernisasi, Bikin Rume adalah salah satu bentuk perlawanan sunyi: sebuah upaya mempertahankan tradisi, nilai spiritual, dan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari.


🏘️ Relevansi di Zaman Sekarang

Meski sekarang pembangunan rumah bisa selesai dalam hitungan minggu dengan alat berat dan arsitek modern, beberapa komunitas Betawi masih mempertahankan tradisi ini. Bahkan di lingkungan perkotaan Jakarta, beberapa keluarga tetap melakukan versi sederhana dari Upacara Bikin Rume sebagai bentuk penghormatan pada budaya leluhur mereka.

Tradisi ini bukan lagi soal “percaya atau tidak,” tapi tentang menghidupkan nilai, menjaga warisan, dan membuat rumah terasa lebih dari sekadar bangunan fisik.


✨ Jadi, kalau rumah modern butuh IMB (Izin Mendirikan Bangunan), maka rumah adat Betawi butuh “restu adat” dan “izin spiritual” lewat Bikin Rume. Inilah warisan yang mempertemukan dunia nyata dan yang tak kasat mata, dengan penuh makna.